Selasa, 28 Agustus 2012

‎~KEHENINGAN MALAM~ PEKA TERHADAP RAHMAT DAN BEKERJA SAMA DENGANNYA


Sto.Agustinus merupakan teladan seorang yang dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran. Dalam hidupnya, Ia sempat menekuni aliran manikheisme. Menurut aliran manikheisme, manusia merupakan medan laga antara kerajaan terang dan gelap. Manusia berpihak pada yang terang melalui jalan pembebasan diri. Maka penganut aliran Manikheisme disebut juga “electi” yang berarti yang terpilih. Kaum electi ini hidup bertarak (pantang seksual), pantang daging, termasuk ikan dan anggur. Kaum electi ini juga berpendapat bahwa Yesus Kristus bertubuh semu saja, dan mereka sangat mementingkan tokoh “roh kudus”. Singkat kata, berbeda dengan ajaran Kristen yang menebus jiwa dan raga, manikheisme menganggap tubuh itu jahat, sehingga jiwa yang terpenjara dalam tubuh perlu dibebaskan. Berikut adalah kutipan dari buku karangan Sto. Agustinus “CONFESSIONES”, (yang diterjemahkan ke dalam Bahasa dengan judul PENGAKUAN-PENGAKUAN), ketika ia menerima rahmat setelah mengalami suatu krisis batin yang hebat, antara masa lalunya yang bejat dengan panggilan Allah yang dirasanya mendesak. Ia menulis, 

Aku menangis dalam kegetiran yang mendalam di hatiku yang patah. Maka terdengar olehku suara yang datang dari rumah tetangga. Suara itu berkata dengan nada bernyanyi dan sering diluang-ulanginya dengan suara anak laki-laki atau perempuan, entahlah, “Ambillah, bacalah! Ambillah, bacalah!Segera aku berubah wajah dan dengan pikiran ditajamkan, aku mulai mencari-cari apakah anak-anak biasanya memakai lagu sedemikian dalam salah satu jenis permainan, tidak, tak ada kuingat pernah mendengar lagu itu di manapun. Kubendung serangan air mataku dan aku bangkit, sebab kejadian itu kuanggap tidak lain dari perintah Tuhan yang mendesak supaya aku membuka kitab dan supaya kubaca apa yang kutemukan pada bab yang pertama-tama kujumpai. (...) Buku kupegang, kubuka, dan kubaca dalam hati bab pertama yang kepergok mataku, “Jangan dalam pesta pora dan kemabukan. Jangan dalam percabulan dan hawa nafsu. Jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.”(bdk Rm 13:13-14). Aku tidak mau membaca lebih lama lagi, tidak perlulah. Seketika memang, dengan kata-kata terakhir nas itu, seakan-akan ada kesentosaan tercurah ke dalam hatiku dan segala kegelapan keraguan menghilang....”

Syukur pada Allah, berkat rahmat Allah dan dukungan doa dari Sta. Monika, ibunya, Agustinus akhirnya kemudian memutuskan untuk dibaptis. Dalam perjalanan hidupnya, kemudian ia malah ditahbiskan menjadi Uskup Hippo, di Afrika. Bagi kita, Sto.Agustinus adalah orang kudus yang dapat diteladani dalam hal menanggapi rahmat. Rahmat adalah segala bantuan ilahi yang membuat kita tetap berada di jalan Allah. Lalu bagaimana dengan diriku sendiri? Apa aku peka akan rahmat Allah yang hadir lewat peristiwa-peristiwa dalam hidupku, lewat sesama, dan terutama lewat Sakramen-sakramen? Apa aku sudah bekerja sama dengan melakukan apa yang aku bisa sebagai manusia untuk menanggapi rahmat itu? Tangan Kristus selalu siap terulur menolong dengan rahmat, yang menjadi masalah adalah apakah kita bersedia meraih uluran tangan-Nya? 

~IOJC (tu scis quia amo te)~

Sumber : http://www.facebook.com/gerejakatolik

RENUNGAN MALAM : MARI BERSYUKUR


Hanya sebuah cerita namun mungkin bisa membuat kita tersadar betapa pentingnya kita bersyukur kepada diri sendiri dan jangan selalu iri dengan apa yang di lihat oleh mata kepada orang lain yang tampaknya selalu menyenangkan.

Pada suatu ketika ada seekor siput selalu memandang sinis dan iri terhadap katak. Suatu hari, katak yang kehilangan kesabaran karena telah di
 perlakukan demikian oleh siput akhirnya berkata kepadanya: “Tuan siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu membenci saya?”

Siput menjawab: “Kalian kaum katak sungguh selalu menyenangkan dan gembira di lihat, kalian mempunyai empat kaki dan bisa melompat ke sana ke mari, Tapi saya mesti membawa cangkang yang berat ini dan jelek ini, merangkak di tanah, jadi saya merasa sangat sedih terhadap diri sendiri.”

Katak menjawab: “Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing-masing, hanya saja kamu cuma melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan kami (katak).”

Dan seketika, ada seekor elang besar yang terbang ke arah mereka, siput dengan cepat memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak melompat tinggu dan langsung dimangsa oleh elang lewat tangan elang yang perkasa.

Saudara terkasih dalam Kristus, sering kali kita melihat orang lain senang dan gembira dan sering kali kita mengeluarkan kata-kata iri dengki sehingga kita secara tidak langsung menambahkan beban berat kepada seseorang tanpa kita sadari. 

Marilah kita nikmatilah kehidupan kita ini, tidak perlu dibandingkan dengan orang lain. keirian hati kita terhadap orang lain akan membawa lebih banyak penderitaan. Lebih baik pikirkanlah apa yang kita miliki. Hal tersebut akan membawakan lebih banyak rasa syukur dan kebahagiaan bagi kita sendiri. Dan kita juga tidak menambah dosa dengan berkata kepada yang lain, karena kata kata lebih tajam dari pada pedang atau silet.

Mari syukuri dan temukan kebahagiaan yang indah ini lewat rasa syukur yang mendalam kepadaNYA.

Selamat Malam, Tuhan memberkati kita semua. AMIN!!

KISAH NYATA : ARTI SEBUAH KESETIAAN


Kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV. Semoga kita dapat mengambil pelajaran.

Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg
 diutarakan beliau adalah sangat benar sekali. Silakan baca dan dihayati.

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.

Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.

Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-kata: “sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anaknya: “Anak-anakku… Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat, kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.”

“Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”

Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno. Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa.

Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita..” Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan”.

“Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…”

Hidup adalah Perjuangan tanpa henti-henti, tidak usah kau tangisi hari kemarin. Kesetiaan adalah kemurnian cinta abadi. 

Selamat Malam, Tuhan memberkati

KISAH NYATA DARI AFRIKA : TUHAN MEMBANTU KITA TEPAT PADA WAKTUNYA


Suatu malam saya bekerja keras untuk menolong seorang ibu di sebuah bangsal rumah sakit, tapi apapun yang
kami lakukan, dia meninggal dan meninggalkan bayi premature yang sangat mungil serta seorang anak
perempuan usia 2 tahun yang menangis.

Kami mengalami kesulitan untuk menjaga agar si bayi tetap hidup, Karena kami tidak punya i
ncubator ( kami tidak punya listrik untuk Menyalakan incubator), kami juga tidak punya makanan khusus bayi. Meskipun kami tinggal di daerah khatulistiwa, di malam hari seringkali udara sangat dingin dan anginnya kencang.

Salah seorang muridku menaruh bayi itu dalam box dan membungkus bayi dengan kain wol. Yang lain menyalakan api dan mengisi botol air panas. Kemudian muridku yang mengisi botol air panas segera kembali dengan kebingungan sambil bercerita bahwa saat mengisi botol itu dan ternyata meledak (Karet mudah rusak dalam kondisi cuaca tropis)

“Dan ini adalah botol air panas terakhir kita,” dia berseru. “Oke,” kataku, “taruh bayi itu didekat api dalam jarak
yang cukup aman, dan tidurlah diantara bayi itu dan pintu untuk menjaga nya dari angin. Tugasmu adalah menjaga bayi tetap hangat.”

Siang hari berikutnya, seperti hari sebelumnya, Aku pergi berdoa dengan beberapa anak yatim piatu yang berkumpul denganku. Aku berikan mereka bermacam-macam saran untuk mendoakan dan bercerita pada mereka
tentang bayi mungil itu. Aku menceritakan masalah kami soal menjaga bayi supaya cukup hangat, menyebutkan tentang botol air panas, dan bagaimana bayi itu bisa dengan mudah meninggal bila kedinginan. Saya juga bercerita pada mereka tentang saudara perempuannya yang berumur 2 tahun, yang menangis karena ibunya meninggal. Selama berdoa, seorang gadis usia 10 tahun, Ruth, berdoa dengan doa singkat seperti anak Afrika kami.

“Tolong, Tuhan” dia berdoa, “kirim kan botol air. Tidak baik besok, Tuhan, karena bayinya bisa mati, jadi tolong kirim sore ini.”

Saat aku menarik napas dalam hati karena keberaniannya dalam berdoa, dia menambahkan, “Dan saat Engkau mengirimkan botol air itu, maukah Engkau mengirimkan juga boneka untuk gadis kecil itu, supaya dia tahu bhw Engkau sungguh mengasihinya?”

Seringkali dalam doa anak-anak, aku merasa ditempatkan pada pusatnya. Dengan sungguh-sungguh kukatakan,
“Amin”. Oya aku tahu bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya, Alkitab mengatakan demikian. Tapi pasti ada
batasnya, kan ? (pikiran manusia selalu ingin membatasi kuasa Tuhan)

Dan menurutku satu-satunya jalan Tuhan dapat menjawab doa-doa kami yaitu jika keluargaku di Amerika mengirimi bingkisan. Namun aku sudah tinggal selama hampir 4 tahun, dan tidak pernah, sama sekali menerima bingkisan dari rumah. Tapi, bila sesorang mengirimiku bingkisan, siapa yang akan memberi botol air panas.
Sebab aku tinggal di daerah tropis!

Menjelang sore, ketika aku sedang mengajar di sekolah pelatihan perawat, sebuah parcel dikirimkan dengan
mobil di depan pintu rumahku. Saat aku sampai di rumah, mobilnya sudah pergi, tapi di sana , di beranda, ada dua puluh dua pon parcel yang sangat besar. Aku merasa pedih di mataku…

Aku tidak dapat membuka parsel itu sendirian, jadi aku meminta ke anak-anak yatim piatu untuk membantuku.
Bersama-sama kami menarik talinya, dengan hati-hati membuka simpulnya. Kami melipat kertasnya, supaya tidak menyobeknya. Kegembiraan meningkat. Sebanyak 30 atau 40 pasang mata melihat ke dalam kardus tersebut. Dari atas, kami mengeluarkan baju rajutan berwarna cerah. Mata kami langsung silau melihatnya. Ada perban
rajutan untuk pasien kusta, dan anak-anak mulai terlihat sedikit bosan. Lalu ada sekotak kismis, ini bisa dipakai untuk membuat setumpuk kue kismis di akhir pekan.

Lalu, aku memasukkan tanganku lagi, aku merasa …. benarkah ini?? Aku menariknya keluar …. yaa …. ini baru, botol air panas karet. Aku menangis terharu. Aku tidak meminta Tuhan untuk mengirimkannya. Aku tidak percaya bahwa Dia benar-benar melakukannya.

Ruth ada di barisan depan dari anak2. Ia cepat2 maju, sambil menangis, ” Jika Tuhan mengirimkan botolnya, Dia harus mengirim bonekanya juga!”

Sambil mengobrak-abrik bagian bawah kotak, dia menarik sesuatu yang mungil, boneka bergaun indah. Matanya berkilau ! Dia tidak pernah sangsi!

Sambil melihatku, dia berkata : ” Dapatkah aku pergi bersamamu & memberikan boneka ini kepada gadis kecil itu, supaya dia tahu, Yesus sangat mencintainya? ? Ternyata parcel ini telah dipersiapkan dan dikirim 5 bulan lalu. Dibungkus oleh Siswa Kelas Hari Mingguku, yang mana saat mempersiapkan parcel itu, Tuhan telah memerintahkannya juga untuk mengirimi botol air panas walaupun di daerah Tropis.

Lalu salah satu dari siswaku juga telah memberikan boneka untuk dikirimkan ke anak Afrika - Dan itu semua terjadi 5 bulan sebelumnya, sebagai jawaban dari doa seorang anak gadis 10 tahun untuk membawanya “sore itu”.

(Yesaya 65:24) :
“Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah
mendengarkannya.”
Tuhan Engkau sungguh baik.

Selamat Malam Tuhan memberkati kita semua.

BEKERJA ADALAH SEBUAH KEHORMATAN


Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue om, masih hangat dan enak rasanya", "Nggak dik, saya lapar mau makan nasi saja." kata si pemuda menolak. Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran
.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "tidak dik, saya sudah kenyang." Sambil berkukuh mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa buat oleh-oleh pulang om." Dompet yang belum sempat dimasukan ke kantong pun dibukanya kembali, dikeluarkan 2 lembar ribuan dan mengangsurkan ke anak penjual kue "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

Dengan senang hati diterimanya uang itu dan bergegas dia ke luar restoran memberikannya kepada pengemis di depan restoran. Merasa heran dan sedikit tersinggung si pemuda menegurnya, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang, kenapa setelah uang ada di tanganmu malah kamu berikan ke orang lain?"

"Om jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh Ibu saya sendiri dan Ibu pasti akan sedih dan marah, jika saya menerima uang dari om bukan hasil menjual kue. Tadi om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu." Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira. 

Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih dik atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu." Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih om. Ibu pasti akan senang sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

Saudara terkasih dalam Kristus,

Dari hasil didikan seorang ibu yang luar biasa, lahirlah anak yang hebat! Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain tetapi dengan bekerja keras, membanting tulang. Karena sesungguhnya, KERJA ADALAH KEHORMATAN bagi setiap manusia! 
Sumber : www.bundasuci.net

BAHAGIA DAN SEDIHPUN BISA MENULAR


Seorang pemuda berangkat kerja dipagi hari... Memanggil taksi, dan naik...
'Selamat pagi Pak,'...katanya menyapa sang sopir taksi terlebih dulu...
'Pagi yg cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil...
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dgn senang hati, Ia melajukan taksinya...
Sesampainya ditempat tujuan.. Pemuda it
u membayar dgn selembar 20ribuan, utk argo yg hampir 15 ribu...
'Kembaliannya buat bpk saja...selamat bekerja Pak..' kata pemuda dgn senyum...
'Terima kasih...' jawab Pak sopir taksi dgn penuh syukur...

'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih... Pikir sopir taksi itu...Dan ia pun menuju kesebuah warung.
'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.
'Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dgn tersenyum.
Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,.. 'begitu katanya.
Dgn tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dgn senyum lebih lebar.
Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yg tdk punya bekal.

Begitulah...cerita bisa berlanjut.. Bergulir... .sprt bola salju...

Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu...Begitu juga keluarga si mbok...Teman2 si anak...keluarga mrk...
Semua tertular kebahagiaan...
Kebahagiaan, sprt juga kesusahan, bisa menular kpd siapa saja disekitar kita...
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...
Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini??

Bisa menerima itu adalah berkah...Tapi bisa memberi adalah anugerah....

Semoga sisa hidup kita selalu bahagia dan membuat org lain bahagia dgn keberadaan kita,

Mari selalu berbagi, semoga ada arus membahagiakan yg terus berputar, dan jgn pernah dengki dgn kebahagiaan yg dimiliki org lain, apalagi berusaha menghilangkannya.

Sumber : www.bundasuci.net

Renungan


Pasangan muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan.

Suatu pagi, sewaktu sarapan, si istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.
"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri.
"Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.
Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.

Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.
Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya: "Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya? "

Sang suami berkata, "Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita."

Dan begitulah kehidupan. Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela) lewat mana kita memandangnya..

Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita. Jika PIKIRAN kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita. Jika PERKATAAN kita bersih (baik), maka bersih (baik) pula PERBUATAN kita.

Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita.

Jika ingin hidup kita berkembang, maju, dan sukses (bersih/baik) Maka kita hrs menjaga hati, pkiran, perkataan dan Perbuatan kita tetap baik. Karena itulah segalanya.

HATI menentukan PIKIRAN..PIKIRAN menentukan PERKATAAN & PERBUATAN

RAWAT TUBUH, TATA HATI


Injil: Mat 23:23-26

Tidak ada yang salah bahkan menjadi sebuah keharusan agar setiap orang menjaga dan merawat tubuhnya. Akan tetapi bila Anda jatuh pada kenyataan bahwa beratus-ratus ribu bahkan jutaan Anda bisa habiskan untuk perawatan tubuhmu, tapi seribu rupiah enggan Anda keluarkan dari dombet/sakumu untuk mereka yang membutuhkannya, maka kiranya Anda harus sadar bahwa ada sesuatu yang salah dalam hati dan jiwamu saat ini.

Pagi ini Yesus mengeritik para Ahli Taurat dan Orang Farsi dengan berkata:"...cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan...bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih."

Dengan sabda ini, Yesus mau menekankan bagaimana seharusnya setiap orang menata hatinya agar menjadi fabrik yang menghasilkan kata dan tindakan baik dalam hidupnya. Inilah kebenarannya; Tubuh yang tampan dan cantik belum tentu menjamin hati yang baik dan tulus...tapi sinar hati dan jiwa yang suci mampu menembus tubuh dan memberikan aroma dan cahaya bagi orang lain di sekitarmu. Jiwa yang rendah hati akan nampak dalam kata dan tindakan hidupmu setiap saat.

Karena itu, pesanku kepadamu sebagai saudara dan sahabatku; "Rawatilah tubuhmu selalu tapi jangan lupa tata hatimu selamanya, karena sesungguhnya apa yang keluar dari mulut dan tindakanmu adalah produk asli hati dan jiwamu."

Selamat beraktivitas para sahabat.....

Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabatnya,

Gereja Katolik


Yesus membuat empat janji kepada Petrus. 

Pertama, Gereja Kristus akan didirikan di atas Petrus: “Di atas batu ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.” 

Kedua, seluruh kekuatan neraka tidak akan mengalahkan Gereja ini: “Alam maut (pintu neraka) tidak akan menguasainya.” 

Ketiga, kunci surga akan diberikan kepada Petrus: “Kepadamu akan Kuberikan kunci kerajaan surga.” 

Keempat, Petrus diberikan kuasa khusus: “Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
------------------------------------

Janji ini ditujukan kepada orang kedua tunggal. Tidak ada petunjuk apa pun bahwa Yesus memberikan seluruh empat janji ini kepada murid-murid lainnya. Mereka semua mengerti bahwa Petrus diberi kuasa khusus. Petrus menolak hal ini dalam pikirannya (sebagaimana kemudian MUNGKIN terjadi juga pada diri kita), dalam Matius 16:22. Kejatuhan Petrus yang sekejap ini, bagaimanapun juga, tidak mengubah janji Yesus bahwa peran Petrus, dan juga para penerusnya, YANG unik. 

Sebagaimana akan kita lihat, Yesus sedang mendirikan tahta Petrus, sesuatu yang lebih penting dibandingkan apa pun, termasuk diri Petrus sendiri. Dari janji pertama kita melihat bahwa Yesuslah yang akan mendirikan Gereja itu di atas Petrus: “Di atas batu ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.” 

Kita tau banyak orang Evangelis berbakat di sekitar kita yang mendirikan organisasi-organisasi atas nama“untuk kemuliaan Allah”. Mereka sangat tulus, sangat ambisius, dan beberapa dari mereka sangat sukses. 

Namun, apakah orang-orang ini membantu Kristus mendirikan Gereja-Nya di atas batu yang telah Kristus pilih? Kita harus menjawab “tidak”. 

Bahkan sebaliknya, mereka mengambil domba-domba milik Petrus ke dalam organisasi mereka sendiri. Mereka mempunyai banyak pembenaran untuk berada di luar Gereja Petrus, tidakkah mereka ini sedang berusaha merobohkan pekerjaan yang dijanjikan Yesus bahwa Dia sendiri yang akan mendirikan Gereja-Nya?

Janji yang pertama ini mempunyai implikasi bahwa jika batu gereja itu dirusak, maka Gereja itu akan runtuh, dan jika Gereja itu dipindahkan, ia tidak akan mempunyai fondasi yang telah dipilih oleh Kristus sendiri. Gereja Kristus yang didirikan di atas Petrus tidak dapat dikurangi menjadi ide dan kepercayaan semata. Jika ada orang yang bertanya mana dari sekian banyak Gereja saat ini yang sungguh-sungguh Gereja Kristus, carilah Petrus atau penggantinya. ""Ubi Petrus, ibi Ecclesia, ibi Deus."--"Where Peter is, there is the church, there is God."--"Di mana Petrus berada, di situlah Gereja berada, Di situlah Allah berada." ~Sto. Ambrose, Uskup Agung Milan

Bergabung ke dalam Gereja yang didirikan di atas Petrus menjamin bahwa saya dan kita berada di dalam Gereja yang dibangun oleh Kristus sendiri. 

Janji kedua Kristus kepada Petrus mengatakan kepada saya bahwa hal ini akan selalu benar: “Alam maut (pintu neraka) tidak akan menguasainya.” Janji ini akan berlangsung terus sampai akhir zaman, apa yang tidak akan dikuasai? Gereja yang dibangun di atas Petrus dengan pengorbanan dan darah Putera-Nya di kayu salib. None can compare. 

Janji ini menusuk tepat pada jantung reformasi. Dapatkah Gereja yang didirikan oleh Kristus menjadi sedemikian korup sehingga lebih baik ditinggalkan? Dapatkah seseorang dibenarkan untuk mencuri ide Yesus dan memisahkan diri mereka dari institusi asli ini karena ketidaksempurnaannya? Apakah kekuatan neraka akan menggoncangkan Gereja yang dibangun di atas Petrus ini sampai institusi ini menjadi tidak berdaya? Tidak. 

Yesus yang memilih pemimpin-pemimpin Gereja ini. Pemimpin-pemimpin baru ditahbiskan di setiap generasi. Yesus berjanji untuk menjaga Gereja ini dari subversi kekuatan neraka. Saya tidak melihat di dalam Kitab Suci sesuatu yang membenarkan perpecahan seperti yang terjadi di saat "Reformasi".

Gereja ini mungkin kuat selama beberapa masa sejarah dan lemah di masa lainnya. Banyak orang Katolik yang mengakui bahwa Gereja Katolik di dunia telah melihat hari-hari yang lebih baik. 

Janji kedua Yesus menyatakan kepada saya bahwa kita tidak perlu kehilangan waktu tidur kita untuk memikirkan atau mengkuatirkan apakah Gereja yang dibangun di atas Petrus ini akan mati atau murtad. 

Seluruh kekuatan neraka tidak akan pernah melenyapkan Gereja Kristus. Amen.

*Bis dat, qui cito dat!"--"Barangsiapa yang dapat memberikan dengan cepat, ia memberikan dua kali lipat."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. ~Thomas A Kempis. 'De Imitatione Christi', II, 2, 2]
*Dikutip dari ucapan Publius Syrus.

Senin, 27 Agustus 2012

"FATHER, BLESS MY MAMA MARY, PLEASE!






Misa sore/malam akan segera dimulai di kapel kecil itu...Terlihat oleh mata sebuah pemandangan indah; si bocah kecil itu mulai berlutut di barisan bangku yang akan saya lewati dari kamar sakristi menuju altar. Melihat pemandangan berahmat itu, kukeluarkan "handphone" yang ada di saku celanaku dan kupotret si bocah kecil itu. Kutahu bahwa sahabat si bocah itu pasti menginginkan aku untuk menulis lagi sesuatu tentang-Nya atau tentang ibu-Nya atau tentang sahabat cilik-Nya itu. Misa pun dimulai seperti biasa...dan si bocah kecil itu tetap mengikutinya dengan khusyuk dari awal sampai akhir tanpa ditemani oleh teman-temannya maupun orang tuanya.

Sesaat ketika mengakhiri misa (dan sesuai dengan kebiasaan orang Katolik Filipina, setelah berkat penutup imam harus mericiki umat dengan air suci) maka mulai kuperciki umat yang hadir di kapel kecil itu. Tiba-tiba si boca tadi berjalan perlahan penuh hormat, menarik ujung lengan jubahku dan berkata pelan: "Father, bless my Mama Mary, please! Melihat senyum indahnya aku langsung mengarahkan air berkat kepada si bocah itu, berdiam sejenak di hadapannya, memohonkan berkat atas patung Bunda Maria di tangan si bocah itu, dan, kemudian menempelkan tanganku pada dahi anak itu sebagai berkat untuknya, sementara umat lain hanya berdiri tercengang memandang pemandangan yang berlangsung sekejab itu.

Entahkah ada yang menyuruh atau atas kehendak si bocah itu sendiri, tapi rasanya Tuhan sungguh hadir di dalam diri sahabat cilik-Nya, dan seakan Ia berkata; "Romo, berkatilah Mama-Ku." Di satu pihak, aku menyadari betapa luhurnya imamat yang Yesus sematkan dalam bejana tanah liat diriku, tapi serentak Ia juga percaya bahwa melalui imamat itu, aku akan menjadi berkat bagi banyak orang asalkan hidupku selalu berpaut pada-Nya. Teringatlah aku akan sabda-Nya: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yoh 15:4) Demikian pun imamat takan berarti bila para imam melepaskannya dari Sang Pemberi rahmat itu kepada mereka. Bagaimana mengertinya? Doa dan misa sebagai sarana untuk berelasi dengan Yesus adalah wajib hukumnya bagi para imam. Dengan kata lain, imam yang mengabaikan doa dan misa harian sama dengan ia sedang menghantar imamatnya ke tepi jurang, yang tinggal menunggu tiupan angin kencang dan jatuhlah imamat ke jurang kehancuran. Sementara iman si bocah yang terlihat dalam foto ini sungguh mengungkapkan sebuah iman yang polos yang dipuji dan dijadikan oleh Yesus sebagai syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah; "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."(Mat 18:3)

Malam ini kudatangi engkau sahabatku dan membisikkan: "Bukalah mata dan hatimu di mana pun Anda berada dan kemana pun Anda pergi karena sesungguhnya Ia akan menjadikan segala yang ada di sekitarmu sebagai bahan dan sarana pembelajaran bagimu untuk semakin dekat dengan-Nya."

KISAH SEORANG NENEK PENJUAL TEMPE !


Peristiwanya terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah. Seorang ibu setengah baya tersebut sehari-harinya adalah penjual tempe di desanya. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.
Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya. Ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedelai itu masih belum jadi tempe, alias masih setengah jadi. Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu hanyalah dari menjual tempe saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu langsung berdoa “ Ya Allah aku mohon kepadaMu agar kedelai ini bisa menjadi tempe sekarang juga, Amin."Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hatinya. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan dengan ujung jarinya bungkusan bakal tempe tersebut. Dengan hati yang deg-deg-an ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mujizat kedelai jadi tempe terjadi. Lalu apa yang terjadi, dengan kaget dia mendapati bahwa kedelai tersebut ........................ masih tetap kedelai.

Si Ibu tidak kecewa. Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Tuhan. Lalu kembali ia tumpang tangan di atas batangan kedelai tersebut. "Ya Allah, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencaharianku Aku mohon dengan namaMu ya Allah jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Amin."Dengan yakin ia pun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi ? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedelai tersebut masih tetap begitu ! Sementara hari semakin siang dimana pasar tentunya akan semakin ramai. Si Ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mujizat Tuhan akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar.

Lalu ia pun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar. Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya. Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan untuk berdoa sekali lagi. "Ya Allah, aku percaya Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau akan mengadakan Mujizat buatku,
Amin."Lalu ia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan didalam hatinya ia tidak lupa selalu berdoa dan berharap. Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan yang ada. Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi ? Ternyata saudara-saudara, tempenya benar-benar ...... belum jadi !


Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa pada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan hasil menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi.Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa. Si ibu tertunduk lesu. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun.
Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. "Bu ?..! Maaf ya, saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi ? Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya". Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa "Ya Allah ... Saat ini aku tidak butuh tempe lagi. Aku tidak butuh lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula. Amin." Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu.
"Bagaimana nih ?" ia pikir. "Kalau aku katakan iya, jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi sudah terjadi mujizat Tuhan ?" Ia kembali berdoa dalam hatinya, "Ya Allah, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya mau beli. Tuhan tolonglah aku kali ini. Tuhan dengarkanlah doaku ini ..." ujarnya berkali-kali.Lalu, sebelum ia menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya. Lalu ? Apa yang dilihatnya Saudara-Saudara ? Ternyata ..... ternyata ..... memang benar tempenya belum jadi Ia bersorak senang dalam hatinya. Puji Tuhan dimuliakanlah nama-Mu… katanya. Singkat cerita wanita tersebut memborong semua dagangan si ibu itu.

Sebelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya kepada si wanita. Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya di Yogya mau tempe yang berasal dari desa itu.Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya jadi ia harus membeli tempe yang belum jadi, supaya setibanya di sana, tempenya sudah jadi. Kalau tempe yang sudah jadi yang dikirim maka setibanya di sana nanti tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah tidak enak lagi.

Apa yang bisa kita simpulkan dari cerita ini ?

Pertama : Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan pada waktu kita berdoa padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan.

Kedua : Tuhan menolong kita dengan caraNya yang sama sekali diluar perkiraan kita sebelumnya.

Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan.

Keempat : Percayalah bahwa Tuhan akan menjawab doa kita sesuai dengan rancanganNya

10 SIKAP PRAKTIS YANG BISA MEMBANTU KITA MENJADI UMAT YANG BAIK

Lumrah kalau kita berharap dan bermimpi menjadi umat yang baik. Ini menjadi tantangan dan sekaligus perjuangan kita bersama. Maka dasar utama ialah, kita harus membangun fundasi dalam diri kita baik pribadi maupun bersama. Di sini saya membagikan 10 sikap praktis dan sederhana yang bisa membantu kita menjadi umat yang baik.

1. Buatlah doa sebagai kebutuhan dan bukan sebagai pelarian. Kalau kita menjadikan doa sebagai kebutuhan itu artinya kita akan mencarinya kapan dan di manapun. Kita tidak bisa hidup tanpanya. Bukan sebaliknya kita berdoa hanya ketika kita ada masalah, problem atau dilanda duka dan kesedihan. Doa terutama bukan untuk pelarian.


2. Carilah Tuhan. Kita mencari Tuhan sepanjang hidup kita. Banyak di antara kita ingat dan mencari Tuhan dan berseru-seru kepadaNya juga saat sedih dan masalah melanda. Ketika gembira, senang dan semuanya lengkap, kita seperti tidak membutuhkan Tuhan lagi.


3. Pergi ke Gereja bukan karena peraturan, atau ikut-ikut orang lain atau bahkan supaya dipuji orang. Kita pergi ke Gereja karena niat dan motivasi yang luhur, mau memuji Tuhan lewat doa, kidung pujian dan dalam kesatuan dengan umat Allah yang lain.


4. Memberi sesuatu (kolekte, perpuluhan, atau sumbangan apapun namanya) bukan karena terpaksa atau disertai unek-unek, atau amarah tetapi karena kesadaran.


5. Janganlah membenci atau menjauhi orang lain yang tidak, atau lupa atau lama tidak ke Gereja melainkan kita harus mendekati, mengasihi dan merangkulnya supaya dia kembali ke Gereja.


6. Ketika kita menghadiri ibadat, atau misa di Gereja, datanglah pada waktunya dan pulanglah juga pada waktunya. Jangan datang terlambat dan pulang cepat, tetapi tunggulah sampai doa penutup dan berkat terakhir. Hendaknya anda berpakayan sopan karena Gereja bukanlah ajang foto model tetapi tempat memuji dan memuliakan Allah, tetapi kita juga tidak terlepas dengan sesama yang duduk bersama dengan di Gereja. Kita saling peduli dan mengingatkan.


7. Memiliki barang-barang rohani (devotional) seperti salib, rosario, Kitab Suci, kalung salib, dsb dan menggunakannya secara maksimal demi pengembangan dan penghayatan iman.


8. Berdoa kapan dan di mana pun dan jangan malu, gengsi, atau takut menunjukkan iman kita.


9. Mungkin kita tidak pernah lupa membawa HP atau blackberry atau telepon sellular yang lain, coba kita juga setia membawa barang-barang rohani dan memakainya karena itu lebih ringan dan lebih kecil dar Hp dan Blackberry bukan?


10. Cintailah orang lain bukan karena banyak hartanya, tinggi kedudukan dan pangkatnya tetapi karena mereka adalah ciptaan Allah dan Dia hadir dalam diri setiap orang. Yesus juga tidak pandang bulu.


Inilah sikap praktis yang bisa menuntun kita menjadi umat kristen yang baik. Rasanya berat? ya, tetapi bukan mustahil bukan? Kita tidak usah bermimpi melaksanakan semuanya, tetapi sebagian, atau 1 dan bahkan 2 sikap praktis, yang penting kita tetap berusaha dan berjuang. Ini adalah tantangan dan perjuangan kita kita bersama. Semoga.